Sudah pernah mendengar spending habits? Istilah ini sering digunakan untuk mendiskripsikan kebiasaan seseorang membelanjakan uang.
Spending habits sebetulnya tidak mengapa. Yang jadi masalah adalah kalau spending habits-nya untuk belanja yang sifatnya konsumtif.
Akibatnya kondisi keuangan menjadi berantakan. Bahkan habis lebih cepat sebelum waktunya. Misalnya baru gajian, sudah langsung ludes seminggu kemudian akibat spending habits yang berlebihan.
Agar spending habits kamu tidak merusak masa depan finansialmu, yuk lakukan hal sederhana ini:
1. Menabung di awal bulan
Satu hal yang sudah menjadi kebiasaan seseorang di awal bulan adalah belanja. Pakai istilah aji mumpung. Mumpung baru gajian, nikmati hasil keringat dengan berbelanja.
Coba mulai sekarang hilangkan kebiasaan ini dalam hidupmu. Sebab belanja awal bulan akan mendorong sikap konsumtif, sehingga pengeluaran menjadi tidak terkendali.
Sebaiknya ganti kebiasaan tersebut demi masa depan keuanganmu, yakni dengan menabung di awal bulan. Menyisihkan sekitar 20% dari gaji sebulan untuk ditabung.
Jadi, bukan dari sisa gaji. Hindari menabung di akhir bulan. Hal ini kurang efektif karena yang ditabung adalah uang sisa, jumlahnya pun tidak tetap setiap bulan.
2. Membuat anggaran belanja
Hal yang membuat pengeluaran tak terkontrol lainnya adalah belanja tanpa perencanaan. Ini sering dialami banyak orang, mungkin juga termasuk kamu.
Untuk mengatasi hal ini, buat daftar belanja atau pengeluaranmu dalam sebulan, beserta anggarannya. Utamakan membeli kebutuhan, bukan keinginan.
Dengan demikian, kamu memiliki guidance atau patokan daftar pengeluaran yang harus terpenuhi sesuai dengan bujet yang ditetapkan. Misalnya untuk biaya makan Rp 1 juta sebulan, konsisten pada anggaran tersebut.
Jangan lebih dari itu. Kalau perlu kurang dari patokan anggaran yang dibuat. Itu namanya penghematan. Uang dari penghematan bisa dialihkan untuk tabungan atau investasi.
3. Bijak memanfaatkan promo
Hampir di awal maupun akhir bulan, atau tengah bulan pun sering ada promo di supermarket, minimarket, hingga pusat perbelanjaan, seperti mal.
Siapa yang tidak tergoda. Apalagi kalau barang yang masuk promo, adalah barang yang masuk daftar belanjaan atau pengeluaranmu.
Tidak masalah membeli barang yang kamu butuhkan dengan memanfaatkan promo tersebut. Justru lebih berhemat.
Tetapi juga harus bijak menyikapinya. Jangan sampai karena promo, pengeluaranmu malah semakin membengkak. Jatuhnya justru boros.
Kembali lagi pada daftar belanja atau pengeluaran dan anggaran yang sudah kamu buat. Jangan keluar dari list tersebut.
4. Menyisihkan gaji untuk dana darurat
Mengeluarkan uang secara mendadak dan dalam jumlah besar adalah hal yang menjengkelkan. Apalagi kalau kejadiannya tepat di akhir bulan.
Tetapi, yang namanya kebutuhan mendesak, tetap harus dipenuhi. Agar spending habit tetap terjaga, kamu bisa menyisihkan gaji untuk dana darurat.
Jika sewaktu-waktu butuh uang tunai, kamu tidak pusing memikirkan uangnya. Ada dana darurat yang menjadi penolong. Tidak juga sampai membobok celengan atau tabungan untuk menutupi kebutuhan tersebut.
Sisihkan 10% dari gaji untuk dana darurat. Pergunakan sesuai fungsinya, jadi tidak melenceng.
5. Belajar membeli sesuatu sesuai kebutuhan
Terkadang, kamu memasukkan keinginan dalam daftar kebutuhan yang mengakibatkan anggaran belanja menjadi besar. Di lain sisi, juga terkesan mubazir karena sebenarnya kamu tidak membutuhkan barang tersebut.
Sekarang belajarlah mengontrol nafsu belanja. Caranya dengan membeli sesuatu sesuai kebutuhan. Jika bulan ini kamu butuh pisau dapur yang baru, beli pisau dapur saja tanpa mengikutkan talenannya.
Coba hitung berapa rupiah yang bisa kamu hemat? Cukup lumayan, apalagi kalau yang dibutuhkan dalam satu bulan lebih dari 10 barang.
6. Jangan terlalu baik kepada orang lain
Baik kepada orang lain boleh asal jangan mengikutkan kata “terlalu”-nya. Terlalu baik justru dapat menguras finansial karena yang dikeluarkan menjadi berlebihan.
Harusnya kamu tidak mentraktir teman, misalnya, tapi jadi traktir karena dia lupa membawa makan siang. Baik memang, tapi jangan sampai kamu mengorbankan anggaran belanja yang sudah kamu rencanakan untuk teman.
Kalau ingin membantu, lebih baik gunakan sumber dana lain, seperti sisa uang belanja bulan lalu. Jadi, jatuhnya memang berbuat baik bukan mengorbankan diri sendiri.
Selain mentraktir, cobalah untuk tidak meminjamkan uang kepada teman. Tindakanmu ini cuma jadi bumerang bagi keuanganmu. Jika teman tidak membayar, kamu yang rugi kan?
7. Reward diri secukupnya saja
Keinginan untuk memberi penghargaan untuk diri sendiri pasti ada. Setelah susah payah bekerja, mengumpulkan uang, kamu pasti ingin memanjakan diri dengan gaji yang kamu dapat.
Boleh saja asal jangan berlebihan, ya.Hadiahi dirimu dengan barang-barang yang dibutuhkan saja. Sedangkan untuk barang yang diinginkan bisa ditunda. Nanti baru dibeli kalau ada rezeki tambahan, seperti bonus, kenaikan gaji, dan lainnya.
Jika reward ini sifatnya wajib setiap bulan, sebaiknya masukkan dalam anggaran. Dengan begini, self reward tidak menjerumuskanmu pada sikap konsumtif.
Tahan Godaan yang Datang
Supaya spending habits tetap terjaga, kamu juga harus tahan dengan godaan yang datang. Entah itu dari teman, keluarga, atau rekan kerja.
Ini tidak mudah, tetapi pasti bisa. Hindari gaya hidup doyan belanja, agar kamu tidak menjadi candu dan membuatmu melarat di masa tua.